Jumat, 18 Juni 2010

Makna Kurban yang Sesungguhnya

Draf lama yang belum terposting, baru diposting sekarang. Selamat membaca.. :)


Habis shalat Idul Adha kemarin, ada ceramah dari Pak Imamnya. Maaf lupa namanya. Isi ceramahnya bagus. Pak Imam cerita tentang bagaimana perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim demi mencapai ridha Allah. Ternyata Nabi Ibrahim benar-benar selalu diuji dalam hidupnya dan berhasil melewati setiap ujian itu dengan luar biasa. Pantas saja nama beliau disebut-sebut dalam shalat dan dalam Al-Qur'an.

Mungkin kita sudah sering mendengar tentang kisah Nabi Ibrahim yang dibakar ketika melawan Raja Namrud tapi tetap selamat. Namun ternyata ada yang terlupakan oleh kita. Ternyata, berdasarkan cermah Pak Imam dan ayat dalam AlQuran, ketika Nabi Ibrahim telah ditangkap dan hendak di masukkan ke dalam tumpukan kayu yang terbakar, datang lah Malaikat Hujan yang menawarkan pertolongan kepada Nabi Ibrahim "Aku bisa menyelamatkanmu dengan menurunkan hujan." Tapi Nabi Ibrahim membantah dan mengatakan "Cukuplah Allah menjadi pelindungku".


Kemudian datang lagi Malaikat Angin yang menawarkan bantuan juga. "Aku bisa menyelamatkanmu dari nyala api dengan menghembuskan angin sehingga padamlah api itu". Namun Nabi Ibrahim tetap mengatakan "Cukuplah Allah sebagai pelindungku".


Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kita harus sepenuhnya bergantung pada Allah, bukan pada yang lain. Bukan pada manusia, bukan pada malaikat, bukan pada yang lain, tetapi hanya kepada Allah. Barulah Allah akan membantu kita dengan sepenuhnya.


Ketika kita masih bergantung kepada selainnya, sering kali kita tidak mendapatkan pertolongan sepenuhnya, tapi ketika kita benar-benar bergantung pada Allah dan mengharapkan pertolongan hanya dari-Nya, pertolongan itu akan datang dari berbagai arah. Inilah salah satu keteguhan Nabi Ibrahim yang seharusnya kita contoh.


Tidak hanya itu, Nabi Ibrahim juga diuji keimanannya ketika harus meninggalkan istri dan anaknya yang baru lahir di tengah gurun pasir. Mungkin kita sudah sering mendengar cerita ini, tapi mungkin kita kurang menghayatinya. Bayangkan saja, meninggalkan seorang istri yang sangat dicintai ditengah gurun pasir, dengan seorang anak yang masih menyusui. Di tempat yang tidak ada apa-apa di sana, tidak ada tumbuhan, hewan, atau manusia. Hanya ada gurun pasir yang kosong. Nabi Ibrahim manusia juga, pastinya sangat sedih meninggalkan anak istrinya di sana. Tapi, demi perintah Allah, Nabi Ibrahim taat. Dengan keyakinan bahwa karena Allah yang memerintahkan pastilah Allah akan menjaga keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentarnya..
(Thanks for the comments..